Bahanyut matan di udik Barito.. awal hari baganti minggu"
Siapa tak mengenal bait legendaris ini? Lagu Pambatangan,
karya monumental Fadly Zour, telah lama menjadi simbol semangat dan optimisme
bagi masyarakat Banjar. Melodi dan liriknya begitu meresap, mencerminkan
perjalanan hidup, cita-cita, dan keyakinan akan masa depan yang lebih baik.
Fadly Zour, yang lahir dengan nama asli Fadli Noor Matali
pada 12 Desember 1939 di Kotabaru, adalah seorang maestro di bidang seni dan
budaya. Ia dikenal luas sebagai pencipta lagu-lagu Banjar yang monumental.
Namun, perjalanan seni Fadly Zour tidak dimulai dari panggung atau sekolah
musik. Sebaliknya, ia adalah seorang purnawirawan TNI Angkatan Darat yang
menemukan bakat musiknya secara alami. Saat menjalani wajib militer, Fadly Zour
ditunjuk sebagai koordinator seni, tugas yang awalnya tidak ia duga akan mengubah
hidupnya. Dengan hanya berbekal sebuah gitar, ia mulai menciptakan lagu-lagu
sederhana yang kelak menjadi warisan berharga bagi dunia seni Banjar.
Pambatangan hanyalah salah satu dari banyak karya besar
Fadly Zour. Ia juga menciptakan lagu-lagu penting lainnya, seperti Mars Tanah
Bumbu, Hymne Tanah Bumbu, Mars 7 Februari Pagatan, Saijaan, Hymne Kotabaru,
hingga Katupat Kandangan. Lagu-lagu tersebut tidak hanya populer di Kalimantan
Selatan tetapi juga menjadi simbol identitas daerah. Bahkan, band Radja pernah
meminta izin untuk mengaransemen ulang Pambatangan dan memasukkannya dalam
album mereka, Journey to Banjar, yang dirilis pada tahun 2010.
Keunikan karya-karya Fadly Zour terletak pada progresi chord
yang melampaui standar lagu daerah pada umumnya. Jika sebagian besar lagu
daerah dan lagu perjuangan hanya mengandalkan tiga chord, Fadly Zour mampu
menciptakan komposisi yang lebih kompleks meski ia sendiri mengaku memiliki
referensi musik yang terbatas. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan musiknya
adalah murni anugerah. Selain itu, lirik-lirik ciptaannya juga dipenuhi
nilai-nilai kehidupan yang mendalam, memberikan pelajaran tentang perjuangan, cinta
tanah air, dan pengharapan.
Sebagai seniman besar, Fadly Zour telah menerima berbagai
penghargaan. Pada 17 Agustus 1987, ia dinobatkan sebagai Seniman Teladan oleh
Bupati Kotabaru. Tiga tahun kemudian, Gubernur Kalimantan Selatan M. Said
menganugerahkan gelar Seniman Kreatif. Pada 1 Juni 2002, ia menerima
penghargaan atas jasanya menciptakan Saijaan dan Hymne Kotabaru. Tidak berhenti
di situ, lagu Mars Tanah Bumbu juga mendapatkan pengakuan dari Bupati Tanah
Bumbu, H. Zairullah Azhar, pada 2004. Bahkan, pada 2009, Gubernur Kalsel Rudi
Arifin mengangkat Fadly Zour sebagai Maestro Pencipta Lagu Daerah Banjar. Dua
tahun kemudian, ia menerima gelar Budayawan Kalsel, diikuti penghargaan sebagai
Seniman Kabupaten Tanah Bumbu oleh Bupati Mardani H. Maming pada 2012.
Hingga usia senja, Fadly Zour tetap aktif dalam berbagai
kegiatan seni dan budaya. Tinggal di Jalan Ahmad Yani, Pagatan, Tanah Bumbu, ia
selalu hadir dalam diskusi seni dan budaya yang digelar komunitas maupun
pemerintah daerah. Dedikasinya terhadap seni tidak pernah surut, meski fisiknya
mulai melemah. Sebagai purnawirawan yang mengakhiri tugas militernya pada 1987,
Fadly Zour telah meninggalkan jejak yang mendalam dalam dunia seni Banjar.
Fadly Zour adalah sosok maestro yang membawa seni Banjar ke tingkat lebih tinggi. Karya-karyanya tidak hanya memperkaya budaya daerah, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus mencintai dan melestarikan seni lokal. Warisan Fadly Zour adalah bukti bahwa seni memiliki kekuatan untuk menyatukan, menginspirasi, dan mengangkat harkat budaya suatu bangsa. Ia adalah legenda yang akan terus hidup dalam hati masyarakat Banjar, membawa harmoni di tengah-tengah mereka, selamanya.
Masyaa allah.. Nambah pengetahuan baru tentang lagu legen itu.. dulu dihafal pas SD.. pelajaran Mulok
BalasHapus