Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, semakin memperkaya khazanah budaya Indonesia dengan penetapan dua objek bersejarah sebagai cagar budaya. Keputusan ini merupakan sebuah langkah maju dalam upaya pelestarian warisan budaya bangsa. Objek-objek tersebut adalah Goa Liang Bangkai dan Lontara Kapiten La Mattone (Manuskrip Kuno berupa buku harian Kerajaan Pagatan). Sidang penetapan dua usulan cagar budaya di Tanah Bumbu yang digelar di Kantor Bupati Tanbu, Selasa, 17/10/2023 (Sumber: mc.tanahbumbukab.go.id)
Goa Liang Bangkai
![]() |
Sumber: meratusgeopark.org |
Goa Liang Bangkai, yang terletak di Desa Dukuh Rejo, Kecamatan Mateae, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, merupakan salah satu situs arkeologi paling penting di Indonesia. Goa liang bangkai merupakan kawasan perbukitan dan didominasi oleh batuan kapur ini menjadi dikenal setelah penemuan tulang belulang di dalam goa. Penamaan goa ini dikarenakan bau di dalam goa yang seperti bau bangkai akibat banyak kelelawar yang hidup di dalamnya.
Sepanjang perjalanan melalui jalan ke Goa Liang Bangkai, anda akan di suguhi panorama keindahan alam berupa hamparan kebun sawit di sisi kiri dan kanan jalan serta kondisi jalan berbukit. Perkebunan sawit tersebut sebagian besar dikelola sendiri oleh masyarakat sekitar.
Di dalam gua terdapat gua-gua lainnya, serta gua di sekitar gunung batu karst itu. Diantaranya gua Utama, 7 Pintu, Sumur, Putri, Salju, Batu Ukir, Ruan Pengantin, Lurung Pupuk, Khayangan, Kelelawar, Ceruk Jamur, Landak, Babi, Candi dan Susu.
![]() |
Sumber: meratusgeopark.org |
Goa Liang Bangkai merupakan salah satu situs yang dulunya dihuni oleh manusia prasejarah 3.000 SM dengan dibuktikan keberadaan artefak, alat rumah tangga dan kerangka tulang manusia purba. Terdapat pula lukisan purba di dinding gua. (Sumber: kalselprov.go.id)
Lontara Kapiten La Mattone
![]() |
Lontara Kapiten La Mattone merupakan salah satu warisan budaya tak benda yang sangat berharga bagi Indonesia, khususnya bagi masyarakat Kalimantan Selatan. Naskah kuno ini ditulis dalam aksara Lontara, sebuah sistem penulisan kuno yang berasal dari Sulawesi Selatan dan digunakan oleh berbagai kerajaan di Nusantara, termasuk Kerajaan Pagatan. Isinya mirip dengan Lontara Kutika. Semacam astrologi nenek moyang orang Bugis dan Makassar.
Lontara Kapiten La Mattone berisi catatan harian yang ditulis oleh seorang tokoh penting di Kerajaan Pagatan. Catatan ini memberikan gambaran yang sangat rinci tentang kehidupan sehari-hari di istana, peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di kerajaan, hubungan dengan kerajaan lain, serta silsilah keluarga kerajaan.
Dalam tulisan Maulana di poros Kalimantan di sebutkan, tulisan itu diperkirakan terakhir ditulis tahun 1911 Masehi. Sekitar 53 tahun lalu.
Meski menjadi satu kesatuan, akan tetapi naskah ini ditulis dalam tiga bundel terpisah. Kronologinya sesuai urutan tahun.
Budel pertama ditulis tahun 1858-1889 Masehi (1306 H). Lalolu bagian kedua ditulis dalam kurun waktu tahun 1889-1897 Masehi.
Sementara bundel ketiga ditulis antara tahun 1897 sampai bulan November 1911 masehi.
Saat ini, naskah itu disimpan oleh keturunan Raja Pagatan, Andi Satria Jaya, Kepala Desa Kampung Baru, Kecamatan Kusan Hilir, Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu).
Posting Komentar untuk "Dua Objek Bersejarah Tanah Bumbu yang Menjadi Cagar Budaya"